CATATAN NGATINI
Edisi : Cobaan
pertama
Beberapa
hari yang lalu aku telah memutuskan untuk menutup aurat secara syar’I, ada banyak perubahan
termasuk dalam respon lingkungan, setiap kali aku bertemu dengan orang-orang
yang mengenalku, mereka selalu memberikan
respon kaget yang bisa dibilang lebay.
Namun aku tidak pernah peduli dengan respon lingkungan tersebut karena
bagiku menggunakan hijab syar’I adalah keputusan yang benar. Semakin hari hijab
yang aku gunakan semakin mempengaruhi hari-hariku bahkan orang tuaku mulai
menentang semua ideku, mereka melarangku berpakaian ala muslimah, karena mereka
berfikir gayaku bagaikan seorang teroris.
Tetesan air mata membasahi setiap kelopak mataku sembari berfikir akan pilihan
yang telah aku ambil. Resiko yang aku dapatkan tidak semudah kelihatannya aku
hanya bisa berdiam mendengarkan cibiran
dari orang sekitarku bahwa aku adalah wanita yang sok jadi muslimah solehah.
Bahkan saudaraku berkata bahwa aku akan menggunakan hijab hanya untuk sementara
saja bukan untuk seterusnya. Mungkin inilah cobaan yang dimaksud oleh Fatimah,
mungkin Allah telah menguji keseriusanku. Aku mulai bingung akan diriku, imanku
serta kepercayaan diriku mulai redup bagaikan lilin tertiup angin yang amat
kencang.
Aku
mulai berfikir untuk kembali kejalanku yang dulu,berfikir untuk melepas
jilbabku, namun Fatimah berkata kepadaku “Allah SWT tidak akan memberikan
cobaan kepada hambanya ketika hamba tersebut tidak mampu memikul cobaan
tersebut, Allah SWT memberikan dirimu cobaan karena Allah tahu kalau kamu
mampu. Ukhtifilllah ini adalah cobaan pertama yang harus kamu lalui, akan masih
banyak lagi rintangan di depan sana yang jauh lebih berat dari hai ini. Ukhti
Allah mempunyai maksud dalam setiap kehidupan
ini, Allah telah mengaturnya. Allah telah menguji keseriusan kamu berarti Allah
telah menerima kamu sebagai calon muslimah yang solehah, namun Allah tidak
mungkin lansung membiarkan kamu menduduki gelar solehah sebelum kamu melalui
ujian-ujian untuk naik kelevel tertinggi. Semakin berat ujian yang kamu
dapatkan maka semakin tinggi derajatmu di mata Allah SWT asalkan kamu melalui semua cobaan tersebut
dengan wajah ceria, hati ikhlas, dan selalu bersyukur kepadaNya.”
Sekilas
aku termenug berfikir akan kebenaran yang di ucapkan Fatimah, jika difikir
Secara logika, memang ada benarnya dalam
pekerjaan maupun pendidikan semua butuh ujian untuk mendapatkan level tinggi.
Bisa dipastikan bahwa Allah SWT benar-benar menguji keseriusanku dalam membela
agamaNya. Maka tak pantaslah aku menyerah di jalan ini, Rasulullah SAW dan para
sahabat dulu bahkan mendapatkan cobaan yang jauh diatas levelku tetapi mereka
mampu melaluinya, sedangkan aku baru mendapatkan cobaan yang bisa dibilang
tidak ada apa-apanya. Kenapa aku harus berhenti disini. Aku akan tetap lanjut
apapun rintangan didepanku. Patutlah aku meneladani Nabiku karena dialah
teladan yang sebaik-baiknya teladan. Maka aku teguhkan hati diatas terpaan
ombak yang begitu deras dengan angin yang berusaha meredupkan cahayaku. Aku
harus bertahan untuk mendapatkan kedudukan di surga Allah SWT. Karena semua itu
bukanlah sebuah fatamorgana yang semu. Melainkan kenyataan yang belum waktunya
untuk aku sentuh dengan indraku yang
serba terbatas ini. Karena aku hanyalah segumpal danging yang diberikan
kelebihan akal untuk mencari dan melihat kebenaran yang sesungguhnya, Dan aku memilih untuk tetap pada pendirianku.
“Dalam menentukan pilihan pasti akan
selalu ada komentar negative
yang
datang dari orang-orang disekitarmu, karena kamu sedang berada
ditengah kegelapan, jadi berhentilah
mengeluhkan kegelapan itu.
Sebab sinarmu yang sedang mereka
nantikan, maka berkilaulah !”