CATATAN NGATINI
Edisi: Perempuan misterius
Hari itu pukul 7
pagi, aku terbangun dalam tidur nyenyakku, pancaran sinar matahari menghiasi kamarku
yang sempit, tumpukan buku-buku bekas membuat kamarku yang ukuran minimalis
menjadi semakin terasa pengap. Aku beranjak
dari tempat tidurku yang tipis, wajahku tampak lusuh dan tak terurus, seperti
biasa aku membasuh diri sebelum menyiapkan sarapan yang selalu menemani pagiku,apalagi kalau bukan
mie instan.
Ngatini, itu nama
yang selalu aku dengar dari teman-temanku mereka menggunakan nama itu untuk
memanggilku. Nama itu sedikit unik karena kesannya sulit untuk di ingat. Umurku
19 tahun, tetapi setiap orang yang melihatku mereka selalu beranggapan umurku sudah
20an ke atas maklum saja karena aku memiliki wajah yang busa dibilang boros.
Pagi ini aku tidak merencanakan apa-apa aku hanya ingin duduk sambil membaca
buku yang masih berhamburan di dalam kamarku, tidak ada gairah untuk melangkah
keluar. Seperti biasa aku hanya keluar rumah ketika berangkat ke kampus untuk
kuliah, seperti itulah kesehariannku tanpa semangat dan juga gairah untuk
beraktifitas.
suatu hari, aku
berangkat kekampus seperti biasa, dengan pakaian senyamannya yang aku gunakan.
Aku berjalan menuju kampus perlahan seperti keong yang kelaparan, tiba-tiba
duniaku terusik dengan keberadaan sorang perempuan berkerudung, dengan wajah
anggun. Ketika memandangnya hati terasa tenang, raut wajahnya bagaikan cahaya
rembulan yang memberikan kesejukan. Perhatianku disita olehnya, oleh seorang
perempuan misterius dengan banyak keanehan didalamnya. rasa ingin tahuku
memaksa kakiku untuk terus mengikuti langkahnya hingga aku tercegang mengetahui
bahwa kami berada di fakultas yang sama di semester yang berbeda.
“Ada yang special
dari wanita tersebut, entah apa itu?aku harus mencari tahu” kataku dalam hati. Wanita
itu terus membayangi kepalaku, tanda Tanya besar membanjiri kepalaku. Mengapa
dia bisa begitu tenang,begitu tertata?, mengapa dia terlihat begitu damai?,
wajahnya begitu cerah?, apakah itu karena kosmetik?, tetapi kenapa perasaanku
begitu tentram ketika melihatnnya?. Begitu banyak pertanyaan. Keesokan harinya
kami bertemu lagi, aku memberanikan diri untuk menyapanya dengan senyum dan
bertanya mengenai namanya, “saya Iffah” jawabnya (dengan ramah). aku terhanyut ketika mendengar suaranya yang
begitu pelan dan lembut, Kesempurnaan bak menyelimuti seluruh jiwanya padahal
wajahnya biasa-biasa saja, namun tutur kata dan sikapnya menutupi wajahnya yang
standar itu. Aku tak tahan ingin dekat dengannya, aku ingi tahu rahasia dibalik kesempurnaanya itu. Awalnya aku tidak
menyangka bahwa dia akan menyambut sapaanku dengan ramah, melihat responnya
yang positif antusiasku untuk mencari tahu tentang identitasnya semakin
berkobar hingga aku memberanikan diri untuk bersilaturahmi kerumahnya, dia
menyambutku dengan lembut sambil mempersilahkan aku masuk kedalam ruang
pribadinya dan aku tercengang melihat koleksi buku-bukunya, sangat jauh berbeda
dari buku bacaanku selama ini. Aku tidak bisa berkata apa-apa, di rak bukunya
tersusun rapi setiap bacaan yang berat seperti fiqih shalat,fiqih
wanita,keutamaan berhijab,sirah nabawi, dan masih banyak lagi. Lidahku tidak
kuat untuk meminta sesuatu kepadanya, meminta sesuatu yang tidak pernah
terlintas dibenakku selama 19 tahun aku hidup.
“Iffah, kumohon
ajari aku menjadi seorang wanita seperti dirimu!!” kataku dengan intonasi yang
sedikit ragu. Jujur saja aku merasa gugup memintanya untuk mengajarkan aku sesuatu yang lain dari
kebiasaanku,aku juga takut apabila iffah beranggapan aku adalah orang yang
sangat lancang. Namun tidak demikian, dia malah memberikan respon yang diluar
nalarku, dia memegang tanganku dan berkata “Subhanallah, sungguh Allah telah
memberikan petunjuk bagimu ukhti, semoga Allah memudahkan jalanmu menuju ridhaNya,
Amiin” jelasnya. Raut wajahku berubah memerah, di telingaku itu adalah sebuah
pujian yang amat tak ternilai harganya.
Setelah hari itu
hari-hariku perlahan mulai berubah, tiap hari aku memiliki target, dan aku
mempunyai landasan untuk bertahan hidup. Dan dimulailah hidupku yang baru yang
membawa aku menuju cahaya terang.
***
No comments:
Post a Comment